Sebanyak empat puluh pelaku umkm di Pontianak menghadiri temu usaha di Disperindag
Bisnis UKM sangat berperan penting
untuk mengatasi dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.
Selain itu, bisnis UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan pada negara.
UMKM juga telah membantu
perekonomian di beberapa negara berkembang seperti di negara Brazil,
Rusia, India, Cina dan Meksiko. Kinerja nyata yang dihadapi oleh
sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia
yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah,
dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui pula bahwa UMKM menjadi lapangan
kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia , tetapi kontribusi dalam output
nasional di katagorikan rendah. Hal ini dikarenakan UMKM, khususnya usaha mikro
dan sektor pertanian (yang banyak menyerap tenaga kerja), mempunyai
produktivitas yang sangat rendah.
Bila upah dijadikan produktivitas, upah rata-rata di usaha mikro dan kecil
umumnya berada dibawah upah minimum. Kondisi ini merefleksikan produktivitas
sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih
besar.
Krisis global dunia telah menggagalkan, bahkan membangkrutkan banyak bisnis
di dunia. Di tengah krisis global yang melanda dunia tahun 2008-2009, Indonesia
menjadi salah satu negara korban krisis global, walaupun kita telah belajar
dari pengalaman sebelumnya bahwa sektor UKM tahan krisis, namun tetap saja
harus ada kewaspadaan akan dampak krisis ini terhadap sektor UKM.
Pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa
pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan,
ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran
dan keuangan.
Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini
mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik.
Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah:
Pertama, kelemahan dalam memperoleh
peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar.
Kedua, kelemahan dalam struktur
permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-sumber
permodalan.
Ketiga, kelemahan di bidang organisasi
dan manajemen sumber daya manusia.
Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil (sistem
informasi pemasaran).
Kelima, iklim usaha yang kurang
kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan yang telah
dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian
masyarakat terhadap usaha kecil.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Barat menggelar
kegiatan temu usaha yang dilaksanakan di Aula Disperindagkop UMKM. Provinsi,
pertemuan ini sendiri digelar selama dua hari yaitu mulai tanggal 22 November
2016 hingga 23 November 2016, dimana pada hari pertama tanggal 22 November 2016
acara ini menghadirkan tiga narasumber yaitu BUMN yang di wakili oleh PT Post
Indonesia, Indomaret serta HIMPU.
Acara ini juga dihadiri oleh lulusan Inkubator, Himpu, Cefe serta MEA.
Tujuan acara ini sendiri adalah membina UMKM yang ada di Pontianak untuk
berkembang serta berkompetensi dan memiliki daya saing baik lokal maupun
internasional.
Sedianya acara ini sendiri akan dihadiri sebanyak 100 orang, namun yang
mampu di undang hanya sebanyak 40 orang.