Pelajaran Dari Sebuah Tempe

Tempe Makanan Mahal
Hari ini tak ada menu spesial di atas meja makanku, hanya
ada tempe namun aku tetap bersyukur, Mungkin harga tempe amat murah daripada
Steak, Escargot, Lobster dan makanan lainnya. Tapi tahukah kita bahwa tempe
amat mahal harganya jika diluar di mancanegara.
Apa pasal ? Sebagai contoh kita ambil negara matahari terbit
“Jepang” Disana harga tempe mungkin berkisar ratusan ribu rupiah. Orang Jepang
suka tempe. Tapi mengapa makanan yang satu ini selalu dibully di negara asalnya
sendiri yaitu Indonesia.
Setiap kali aku menikmati tempe, aku selalu membayangkan
alangkah bersyukurnya aku menikmati  tempe. Makanan yang amat mahal di dunia tapi
bisa kunikmati dengan harga ribuan rupiah, Aku kadang heran mengapa orang suka
makan Escargot ala Prancis yang harganya memang mahal tapi rasanya hambar ?
Kenapa ada anggota DPR suka makan Lobster yang rasanya dapat
menyebabkan penyakit kolestrol tinggi itu ? rasanya biasa aja Dude.  Aku pernah makan lobster  memang ada sedikit manis selebihnya biasa
saja.
Orang luar negeri menganggap masakan Indonesia adalah
masakan yang paling lezat didunia, bahkan negeri jiran Malaysia mengatakan teh
buatan Indonesia sangat lezat, rasa madu. Nasi goreng Indonesia amat
lezat.  Buktinya ? Aku tinggal di daerah
yang tak jauh dari Kuching Sarawak, Hampir yaitu Pontianak setiap hari tahun
kotaku dikunjungi oleh orang Malaysia yang numpang makan disini. Bahkan
Malaysia mempekerjakan tenaga dari Indonesia untuk bekerja di rumah makan di
Negaranya.
Satu lagi yang khas dari Indonesia adalah pedas, Temanku
yang berasal dari New Zealand mengatakan bahwa dia hampir tewas karena makan
sambal. Temanku yang berasal dari Jepang mengatakan bahwa Empek-empek itu pedas
? Namun dilidahku semua terasa bisa saja.  Temanku yang berasal dari Australia mengatakan
Rendang itu pedas ? What the hell…..
Tak ayal banyak masakan Indonesia yang nyaris diklaim oleh
Malaysia sebab masyarakat Indonesia sendiri tidak pernah memperdulikan masakan
dari Negaranya. Salah siapa ? Aku pernah menonton sebuah film Indonesia yang
berjudul Eiffel i’m in Love. Ada sebuah scene yang masih kuingat di film itu.
Yaitu sewaktu Samuel Rizal mengatakan Masakan Prancis lebih enak dari masakan
Padang. OMG. It’s  for you man, not for
me. Padang food always make me enough…
Sebenarnya amat mudah jika kalian bertemu denganku, aku suka
masakan Cina “Karena sebagian masakan Indonesia terinfluence dari Tiongkok”
tapi yang tidak mengandung Babi. Meski demikian aku lebih suka masakan Lele
Bakar dan Padang ketimbang masakan dari negara lain.  Aku suka pedas, masakan pedas karena
memberikanku energi baru.

One thought on “Pelajaran Dari Sebuah Tempe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *