Ketika Bule Bermain Meriam Karbit di Pontianak

Sebelum artikel ini kubuat ada sebuah pertanyaan yang
hinggap dibenakku, pertanyaan tersebut adalah bisakah orang bule atau turis
asing belajar tari Bali, gamelan, angklung dan beberapa jenis permainan
Nusantara lainnya ? tentu jawabannya adalah tak ada masalah jika hal itu
bukanlah kesenian yang tak berhubungan dengan ritual keagamaan serta adat.

Seperti acara Maulid Nabi Muhammad SAW untuk masyarakat
Muslim atau NaikDango bagi masyarakat Dayak, bisa jadi Kecak Bali dan debus
termasuk diantaranya. Begitu juga dengan Kuda Lumping,  sebab acara tersebut sangat sakral.

Keadaan bisa saja berubah jika yang dimaksud adalah
permainan daerah seperti lomba makan kerupuk, Bali Dance atau acara yang berbau
musik seperti angklung, Gamelan begitu juga dengan Wayang dan masih banyak
lagi. Tak bisa kusebutkan satu persatu sebab Indonesia begitu kaya akan
kesenian, belum lagi Silat yang sebenarnya juga dapat ditemukan di Malaysia dan
Brunei Darussalam sebab Silat secara notabene merupakan beladiri yang menjadi
ciri khas daerah serumpun Melayu.

Lalu bagaimana dengan keadaan di Kalimantan Barat ?  Menurutku daerah Kalimantan Barat juga kaya
akan kesenian seperti Tatung yang hanya ditemukan disini lalu adapula NaikDango, Gawai Dayak namun kesenian yang kusebutkan diatas memiliki nilai sakral
yang khas. Karena berkaitan dengan adat dan keagamaan, sehingga kesenian yang
baru kusebut hanya bisa dimainkan oleh Masyarakat dengan latar belakang suku
yang sama, seperti Tatung yang hanya bisa dimainkan oleh Masyarakat Tionghoa,
Gawai Dayak yang hanya bisa dimainkan oleh Masyarakat Dayak dan lain
sebagainya.

Lalu bagaimana dengan keadaan di Kalimantan Barat ?  Menurutku daerah Kalimantan Barat juga kaya
akan kesenian seperti Tatung yang hanya ditemukan disini lalu adapula NaikDango, Gawai Dayak namun kesenian yang kusebutkan diatas memiliki nilai sakral
yang khas. Karena berkaitan dengan adat dan keagamaan, sehingga kesenian yang
baru kusebut hanya bisa dimainkan oleh Masyarakat dengan latar belakang suku
yang sama, seperti Tatung yang hanya bisa dimainkan oleh Masyarakat Tionghoa,
Gawai Dayak yang hanya bisa dimainkan oleh Masyarakat Dayak dan lain
sebagainya.

Sebenarnya ada satu kebudayaan yang dapat dimainkan oleh
suku apapun salah satunya adalah Mariam Karbit, kenapa aku dapat mengatakan
demikian, sebab Mariam Karbit merupakan sebuah festival dan permainan
tradisional sehingga tak begitu sakral, Bisa saja Mariam Karbit dimainkan oleh
orang Tionghoa pada suatu festival atau perlombaan.

Ya, Perlombaan Mariam Karbit, Permainan ini sulit atau
mungkin tak dapat ditemukan didaerah lain, sehingga tak menutup kemungkinan
seorang turis dari mancanegara dapat pula belajar dan memainkannya.

Memang Kalimantan Barat pada tahun 2016 telah menggelar Sail
Karimata serta event di Tugu Khatulistiwa namun menurutku kedua acara tersebut
masih kurang sebab Kalimantan Barat memiliki begitu banyak permainan
tradisional yang bisa kita gali lalu dibuat kompetisi, seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan suku bahkan orang luar negeri dapat berpartisipasi.
Bagaimana jika hal tersebut juga diagendakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi ?

Kalimantan Barat pada tahun 2016 telah menggelar Sail
Karimata serta event di Tugu Khatulistiwa namun menurutku kedua acara tersebut
masih kurang sebab Kalimantan Barat memiliki begitu banyak permainan
tradisional yang bisa kita gali lalu dibuat kompetisi, seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan suku bahkan orang luar negeri dapat berpartisipasi.
Bagaimana jika hal tersebut juga diagendakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi ?

Orang Melayu juga sudah banyak yang bermain seni Musik
Tionghoa tepatnya di Pontianak, hal ini membuktikan bahwa seluruh lapisan
masyarakat dapat pula berpartisipasi untuk kemajuan pariwisata di Provinsi yang
tercinta ini.

  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *