Kembali ke Jogja: Sebuah Perjalanan Penuh Rindu dan Kejutan

Tahun 2024 menjadi tahun yang istimewa bagiku. Setelah hampir dua dekade, akhirnya aku kembali ke Yogyakarta, kota yang pernah menjadi rumah keduaku selama menempuh kuliah dari tahun 2002 hingga 2006. Kali ini, perjalananku bukan untuk belajar, melainkan untuk berlibur dan mengenang masa-masa indah di kota yang penuh kenangan ini. Jogja telah berubah begitu banyak, tetapi pesonanya tetap sama—bahkan lebih memikat dari sebelumnya.

Bertemu Kembali dengan Ibu Kost

Hal pertama yang kulakukan setibanya di Jogja adalah mengunjungi ibu kost tempat aku tinggal selama kuliah. Subhanallah, ibu kostku masih sehat dan menyambutku dengan hangat, seperti tidak ada waktu yang berlalu. Momen ini membawa nostalgia akan masa-masa kuliah, tawa bersama teman-teman, dan perjuangan menghadapi tugas-tugas yang seolah tiada habisnya.

Pesona Baru Jogja: Dari Mall Hingga Tempat Wisata Modern

Salah satu perubahan besar yang membuatku takjub adalah hadirnya Pakuwon Mall, sebuah pusat perbelanjaan besar yang menurutku bahkan lebih megah daripada mall-mall yang ada di Pontianak, kota asalku. Jogja yang dulu terasa lebih tradisional kini dipenuhi dengan sentuhan modern tanpa menghilangkan ciri khas budayanya.

Selain itu, aku juga menyempatkan diri mengunjungi Prawirotaman, sebuah kawasan yang terkenal dengan suasananya yang mirip dengan pasar di Bali. Banyak warga negara asing yang berkunjung ke sini, menjadikannya tempat yang penuh warna dan budaya.

Berbicara tentang Pakuwon, mall ini sebenarnya milik Hartono dan menjadi salah satu Mall terbesar di Indonesia selain di Jogja Pakuwon juga berada di Jakarta, Surabaya dan baru-baru ini aku mendapatkan informasi setelah searching lewat google map bahwa Pakuwon juga akan di bangun di Pontianak tepatnya di tanah kosong depan TVRI (Bekas Stadion Sepakbola).

Semoga siapapun Gubernur Kalimantan Barat terpilih mohon harapan ini jika tanah kosong tersebut akan menjadi mall maka bangunlah dan jika memang untuk stadion maka renovasilah sebab tanah tersebut dahulunya merupakan tanah Stadion GOR Pangsuma Pontianak. Jangan dibiarkan kosong

Kenapa harus Pemerintah Provinsi ? Sebab Pembangunan di kota Jogjakarta saat ini yang paling berjasa adalah Pemerintah Provinsi itu sendiri. Memang TPP ASN disana rendah namun Masyarakat disana puas akan kemajuan yang ada

Diharapkan juga konten kreator Kalimantan Barat juga memperhatikan masalah ini.

Menikmati Keindahan Alam Jogja

Tak lengkap rasanya jika ke Jogja tanpa menikmati keindahan alamnya. Salah satu tempat yang paling berkesan bagiku adalah Obelix Sea View di Parangtritis, sebuah bukit yang menghadap langsung ke lautan. Dari sini, aku bisa melihat panorama yang memukau, membuatku berpikir mengapa pemerintah di Kalimantan Barat, khususnya di Bengkayang, tidak memanfaatkan potensi bukit-bukit yang menghadap ke laut untuk membuat sesuatu yang serupa.

Aku juga mengunjungi HeHa Skyview di Gunung Kidul, Pathuk. Tempat ini menawarkan pemandangan kota Jogja dari ketinggian, sebuah pengalaman yang membuatku terkagum-kagum akan kecantikan Jogja di malam hari. Selain itu, aku sempat mampir ke Obelix Hills di Sleman, yang menawarkan pemandangan bukit yang hijau dan menenangkan. Tempat-tempat ini benar-benar memperlihatkan betapa Jogja telah berkembang dengan pesat.

Kopi dan Kucing di Pet Saga

Salah satu pengalaman unik yang kutemukan adalah di Pet Saga, sebuah warung kopi dengan wahana bermain bersama kucing. Dengan biaya masuk hanya Rp15.000, aku bisa menikmati kopi sambil bermain dengan kucing-kucing lucu. Tempat ini memberikan suasana yang sangat nyaman dan cocok untuk melepas penat.

Kenangan Akan Masa Lalu

Kunjungan ini juga membawaku kembali pada kenangan di tahun 2006, ketika gempa besar mengguncang Jogja. Aku masih ingat dengan jelas bagaimana momen itu menjadi salah satu peristiwa yang membekas dalam hidupku. Namun, melihat Jogja yang sekarang, dengan segala kemajuan dan keindahannya, aku merasa takjub bagaimana kota ini terus bangkit dan berkembang.

Rindu yang Tak Terbendung

Jogja kini telah berubah, tetapi ia tetap menjadi kota yang penuh kehangatan dan kenangan. Perjalanan kali ini membuatku ingin kembali lagi suatu hari nanti. Jogja adalah kota yang selalu memanggil untuk pulang, tempat di mana cerita-cerita indah terus tercipta.

Musisi jalanan di setiap sudut kota

Salah satu yang menjadi ciri khas kota Jogjakarta adalah musisi jalanan baik mereka memainkan musik Jawa atau Lagu populer hal ini membuatku yakin bahwa Jogjakarta merupakan kota Seni yang tiada henti

9 komentar pada “Kembali ke Jogja: Sebuah Perjalanan Penuh Rindu dan Kejutan

  • Yogya tempat yang tepat untuk memeluk kenangan.
    Karena sebanyak apa pun yang datang dan pergi, kenangan akan menetap di setiap pojok Yogyakarta.

    Balas
  • Saya sangat relate dengan perasaan rindu yang diungkapkan dalam tulisan ini. Setiap kali kembali ke Jogja, rasanya seperti pulang ke rumah. Keramahan warganya, kuliner yang menggoda, dan suasana yang santai selalu berhasil membuat saya betah. Ada satu hal yang paling saya rindukan, yaitu menikmati suasana malam di Malioboro sambil menyantap seporsi bakpia.

    Balas
  • Sampai kapan pun sepertinya Jogja akan tetap berasa istimewa, ya. Apalagi bila kita punya kenangan terhadap kota ini

    Balas
  • Yogya memang kota yang memikat ya, Bang. Apalagi memang pernah tinggal di sana selama masa kuliah. Selalu ada kerinduan untuk ke sana. Saya juga selalu rindu Yogya dan sering ke sana saat tinggal di Kebumen. bahkan saya pernah naik motor PP hanya sekadar duduk beberapa jam di Malioboro.

    Balas
  • Yogya memang asli ngangenin. Tak akan cukup sekali atau dua kali ke sana.
    Segala suasana Yogyakarta selalu memanggil untuk selalu dikunjungi kembali

    Balas
  • “Musisi jalanan mulai beraksi”, jadi mengingatkan lagunya KLA Project tentang kenangan Jogja juga, sama seperti ceritamu di sini. Saya pernah ke Jogja, anakku juga, memang ada kerinduan tersendiri di sana

    Balas
  • Bayu Fitri

    Wah Aku sendiri gak pernah bosan ke Yogya karena ada aja tempat tempat baru yang menarik untuk dijelajahi

    Balas
  • Kapan ya bisa kembali jalan ke Yogya
    Terakhir ke sana 2022 itu pun cuma transit doang karena ga dapat tiket penerbangan langsung dari Malang

    Balas
  • Jogaja emang selalu bikin rindu, sih. Vibes-nya tuh bikin tenang, damai, santai. Orang-orangnya juga alus kalo ngomong hehe..

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *