Berjabat Tangan Susahkah – Setioko Artikel ini rencananya akan kupost kemarin siang, tapi karena tulisan yang sudah kubuat didalam Draft hilang, akhirnya aku menulis ulang opini atau pun Pemikiranku mengenai jabat tangan.
Kalian yang sudah bertemu denganku mungkin sedikit heran mengapa aku selalu menolak Fist Bump atau jabat tangan gaya baru ? Opini ini akan menjawab mengapa aku melakukan hal itu.
Sebelumnya aku akan bercerita mengenai jabat tangan dan makna positif dari Jabat tangan atau Shake hand, Dalam islam di jelaskan bahwa Rasulullah SAW Bersabda :
إِنَّ الْـمُؤْمِنَ إِذَا لَقِيَ الْـمُؤْمِنَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَأَخَذَ بِيَدِهِ فَصَافَحَهُ، تَنَاثَرَتْ خَطَايَاهُمَا كَمَا يَتَنَاثَرُ وَرَقُ الشَّجَرِ
“Sesungguhnya seorang mukmin apabila bertemu dengan mukmin yang lain, lalu ia mengucapkan salam dan mengambil tangannya untuk menjabatnya, maka akan berguguran kesalahan-kesalahan keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun pepohonan.” (HR. Al-Mundziri dalam At-Targhib 3/270, Al-Haitsami dalam Al-Majma’ 8/36, lihat Ash-Shahihah no. 526)
Seorang pakar kebahagiaan Gretchen Rubin mengatakan bahwa bersalaman saat kita baru berjumpa atau berpisah dengan orang lain bisa mempererat hubungan apalagi disertai dengan pelukan atau pun senyuman tanpa menggunakan masker.
Selain itu bagiku terdapat suatu makna filosofis dibalik shake hand daripada Fist Bump, apa itu ? Jawabannya adalah manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan uluran tangan dari orang lain. Ada memberi dan ada menerima, kurasa semua orang tahu itu.
Saat bersalaman mencerminkan bahwa aku sangat membutuhkan bantuan darimu, ibaratkan jika kita sudah di ujung jurang jika seorang sudah mengulurkan membutuhkan bantuan untuk diselamatkan apakah kita patut memberinya pukulan ? No, Fuck This shit. Just thinking about it, bro..
Selain itu terdapat energi positif yang kita rasakan saat berjabat tangan, para ahli sudah mengakui hal itu, seperti yang dikutip dalam laporan ‘Journal of Cognitive Neuroscience.’ Para peneliti mencoba menemukan jawaban tentang pengaruh yang terjadi pada koneksi saraf akibat jabat tangan dan ternyata hasilnya ketika kita berjabat tangan otak akan memproduksi hormon kebahagian atau endorfin yg memberikan rasa bahagia ketika bertemu dan berjabat tangan dengan orang lain.
Lalu bagaimana dengan fist bump ? Fist bump merupakan salaman gaya lama dan sudah ada sebelum masa Indomie copet berlangsung salah satunya Barrack Obama dan Michelle Obama pernah melakukan hal tersebut, hanya saja belum populer seperti sekarang. Fist Bump di temukan oleh Sains modern. Sebab di Zaman Rasulullah dan para Sahabat tidak ada salaman seperti itu.
Padahal bukanlah perkara sulit orang yang sangat mulia itu serta para sahabatnya tak mampu mengepalkan tangan dan melakukan tinju.
Seperti kisah Sayidinna Umar Bin Khattab RA
“Suatu Saat Umar bin Khattab menuju suatu Masjid hendak Shalat, saat itu dia tertinggal dan shalat telah didirikan, terlihat 3 orang sedang duduk-duduk, diantaranya ada Abu Jahsy Al laisi, maka Umar bin Khatab berkata :
“Shalatlah kalian bersama dengan Rasulullah”, Kemudian 2 orang beranjak dan hendak melaksanakan Shalat, sedangkan Abu Jahsy Al laisii menolak tidak mau Shalat.
Kemudian Abu Jahsy Al laisi berkata : “Aku tidak akan bangkit sebelum datang kepadaku orang yang tubuhnya lebih kuat dari Aku, dan lebih keras pukulannya dari padaku, lalu dia mengalahkanku dan membenamkan muka ku kedalam pasir.”
Kemudian Umar bin Khattab bertarung dengan Abu Jahsy, kemudian Umar dapat mengalahkan Abu Jahsy dan membenamkan wajahnya kedalam pasir, pada saat itu datanglah Usman bin Affan dan memisahkan keduanya.
Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa meninju dan memukul bukanlah hal yang sulit di masa Rasulullah SAW, jika demikian mengapa mereka tidak melakukan Fist Bump ? Pikirkanlah sobat !
Ingatlah Yahudi adalah bangsa yang senang mengubah-ubah aturan dari Tuhan.
Jika kalian menelusuri jejak Barrack Obama secara mendalam maka kalian akan menemukan bahwa dia memiliki keturunan Yahudi.
إِنَّآ أَنزَلْنَا ٱلتَّوْرَىٰةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسْلَمُوا۟ لِلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ بِمَا ٱسْتُحْفِظُوا۟ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ عَلَيْهِ شُهَدَآءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا۟ ٱلنَّاسَ وَٱخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِى ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
Mereka mengatakan dengan alasan yang dibuat buat seperti pembatasan solat berjamaah lalu mengutip hadist tentang Wabah. Padahal Di zaman Rasulullah juga ada pandemi yang mengerikan yaitu pandemi kusta atau Tha’un tapi apa yang terjadi di saat itu ? Masjid tetap ramai, orang masih melakukan salaman. Tidak ada yang namanya Fist Bump atau salam copet kata orang zaman sekarang. Kalian bisa menemukan refrensi tersebut dari Ustadz akhir zaman seperti Ustadz Dzulkifli M Ali. Ustadz Ihsan Tanjung.
Ada sebuah artikel di tahun 2016 ingat sebelum copet yang menyarankan untuk fist bump sehingga muncul pertanyaanku Berjabat tangan susahkah ?. Para peneliti melakukan eksperimen dengan berjabat tangan menggunakan sarung tangan karet yang dilumuri lapisan berisi bakteri E. coli. Mereka lalu melakukan berbagai bentuk salam, dari berjabat tangan, menempelkan kepalan tangan (fist bump), hingga melakukan tepukan singkat telapak tangan atau tos (high five). Laporan yang dimuat dalam American Journal of Infection Control menyebut bakteri yang berpindah saat berjabat tangan bisa 10 kali lebih banyak ketimbang fist bump. Sedangkan kadar penyebaran bakteri saat melakukan tos cuma separuh dari bersalaman
Artinya mereka para globalis brengsek sudah lama merencanakan ini semua. Mereka tak ingin persatuan antara kaum selain mereka bersatu, mereka mengatakan bahwa kita adalah hama, sampah hanya mereka yang boleh hidup. Depopulasi itulah tujuan mereka.
Lalu makna apa yang terkandung dalam fist bump ? Jawabannya adalah saling membenci, saling curiga satu sama lain tak ada energi positif di balik itu semua kecuali ketakutan atau merasa sungkan. Jujur bagiku menolak orang yang fist bump lebih mulia daripada orang yang mengajak salaman.
Seorang Jenderal Polisi bernama Komjen Dharma Pongrekun mengatakan bahwa mereka bekerja dengan sign atau simbol, mereka melakukan kamuflase tentang kesehatan. seperti contoh mengapa toko harus tutup, mengapa orang tak diizinkan untuk mencari nafkah ? Mereka mengatakan social distancing tapi sadarkah kalian makna apa yang terselubung diatas ? Jawabannya sesuai dengan perkataan Klauss Schwab seorang Yahudi Jerman “You have nothing but you will happy” hal ini sesuai juga dengan keinginan mereka melakukan The Great Reset untuk menantikan FUCKIN FAKE MESSIAH Alias Dajjal
Mereka melakukan Playing as God hanya mereka yang boleh mendapatkan rezeki, Seperti zaman raja Namrud, Firaun. Kita harus makan dari makanan yang sudah tercampur dengan GMO dan zat beracun yang sudah mereka produksi.
Lalu apa makna menggunakan masker atau popok wajah ? jawabannya adalah jika mereka mengambil hak atau bahkan nyawa seorang dari kita, kita diam saja jangan melawan. Ingat Popok wajah adalah simbol perbudakan. Dokter Terawan Agus Purwanto yang sekaligus Jenderal dan mantan menkes RI mengatakan Masker hanya untuk yang sakit, bagiku ini sangat logis dan aku membenarkan hal ini, sedangkan yang sehat jangan.
Mereka ingin kita hidup dalam ketakutan, padahal Tuhan sudah menaruh rasa takut di hati mereka. Lalu muncul anggapan dari orang sok modern yang mengatakan jangan pakai Facebook, jangan pakai Motor atau mobil karena tidak ada Motor, mobil atau Facebook di zaman Rasulullah SAW. Ingat anggapan ini diciptakan oleh mereka para globalis untuk menjauhkan manusia dari agama atau sekulerisme.
Mereka lupa bahwa Mark Zuckerberg sangat mengagumi Al-Khawarizmi, mereka lupa dasar menciptakan sepeda motor atau mobil adalah seorang Ilmuwan Islam Al-Jazari yang berupa engkol listrik. Mereka adalah orang yang takwa kepada Allah SWT. Dan mereka lupa angka binear tidak akan tercipta jika tak ada angka nol. Siapa penemu angka nol jawabannya adalah Al-Khawarizmi.
Kenapa itu bisa terjadi ? jawabannya adalah mereka terpengaruh oleh keinginan seorang Rockefeller yang merupakan seorang Globalis, dia tak menginginkan bangsa yang berfikir tapi pekerja karena mudah di kendalikan. Padahal menurutku Life is school hidup adalah sekolah, we should learn anything whenever, wherever. Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai ada sekelompok umatku yang mengikuti umat dan bangsa sebelum mereka, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.” Beliau lalu ditanya, “Wahai Rasulullah apakah bangsa sebelum mereka itu adalah bangsa Persia dan Romawi?” Rasulullah menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka,” (HR. Bukhari).