Objek Rekreasi terbaru akan hadir di Pontianak

Kota Pontianak didirikan oleh Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie pada tahun 1773 Masehi, kota ini sendiri berdasarkan sisi geografis diapit oleh tiga sungai diantaranya adalah sungai Landak, sungai Kapuas serta sungai Kapuas Kecil, berdasarkan asal usulnya kota Pontianak sebelumnya hanya terdapat hutan belantara dan memiliki sisi historis yang teramat mengerikan yaitu hutan ini dahulunya dihuni oleh Kuntilanak atau bisa dikatakan hutan ini merupakan sarangnya Kuntilanak oleh sebab itu dinamakan dengan nama Pontianak, Kuntilanak ini lantas diberantas oleh Syarief Abdurrahman Alkadrie dengan menggunakan meriam karbit. Namun beberapa pendapat mengatakan bahwasanya kuntilanak tersebut hanyalah mitos belaka sebab ada kisah yang mengatakan bahwa Sultan Syarief Abdurrahman tidak pernah bertempur melawan kuntilanak melainkan perompak.

Salah satu yang menjadi ciri khas dari kota Pontianak yaitu letak kota ini sendiri berada tepat di bawah garis cakrawala khatulistiwa atau Equator. Selain itu kota ini juga terdapat sungai kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia. Luas sungai kapuas ini sendiri mencapai 107 km2 berdasarkan konsensus yang ada jumlah pertumbuhan penduduk kota Pontianak sendiri berkisar sekitar 554.764 jiwa. Dewasa ini dapat dikatakan bahwasanya hutan belantara yang terdapat di kota ini telah di sulap menjadi gedung-gedung modern. Meskipun masih belum terdapat pencakar langit atau skyscrapper di kota ini.

Dari sekelumit penjabaran diatas maka kota Pontianak dapat dikatakan sebagai salah satu kota yang cocok untuk menjadi tourist destination of Indonesia atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama salah satu kota yang cocok untuk berkunjung ke Indonesia bagi turis mancanegara. Apalagi Pontianak juga merupakan ibukota dari Kalimantan Barat. Salah satu Provinsi yang juga kaya akan objek wisata alam serta kebudayaannya seperti Danau Sentarum, Pulau Temajok dan juga Tatung. Provinsi ini sendiri juga berbatasan langsung dengan Sarawak Malaysia.

Permasalahan yang terjadi adalah sebagai ibukota Provinsi, kota Pontianak justru kekurangan tempat rekreasi yang diakibatkan oleh kurangnya kreativitas masyarakat setempat. Bisa dikatakan kota Pontianak amat miskin tempat rekreasi, masyarakat pada umumnya lebih sering menghabiskan waktu ke warung kopi, ke Gramedia yang berada di A Yani Mega Mall, Alun-alun kapuas namun aktifitas yang mereka lakukan ditempat-tempat tersebut amatlah membosankan. Padahal Pontianak sendiri terdapat Tugu Khatulistiwa yang dimana setiap tahunnya sering diadakan acara kulminasi, bahkan acara ini sudah menjadi agenda wajib bagi Dinas Kepariwisataan Pusat sebagai salah satu event wajib yang hanya ada di Indonesia setiap tahunnya, Namun kurangnya sistem manajemen yang baik membuat tugu khatulistiwa menjadi salah satu tugu yang membosankan.

Hal ini menyebabkan sebuah polemik yang terjadi setiap tahunnya bagi para turis atau pelancong baik lokal maupun internasional, yaitu ketika Turis atau wisatawan datang ke Tugu Khatulistiwa dan mereka merasakan bahwa tugu ini tidak terawat dan tiada tempat yang menarik di sekitar area tersebut, mereka lantas pergi ke Mall beberapa review dan testimonial yang dapat kita lihat di situs-situs travel mancanegara berbahasa asing setelah turis dari luar negeri tersebut berkunjung ke Tugu Khatulistiwa yang terjadi adalah pada umumnya Turis tersebut merasa bosan, kita tak dapat memungkiri hal itu.

Untunglah, pada saat ini Khatulistiwa Park beserta Rumaktif dan Dinas Kepariwisataan Pontianak akan membuat terobosan baru yaitu kapal Khatulistiwa dimana kapal ini akan bersandar di Alun-alun kapuas dan berangkat menuju tugu Khatulistiwa kemungkinan setiap harinya. Didalam kapal tersebut juga akan terdapat sajian makanan khas Pontianak termasuk kudapan serta live music, setidaknya seperti itulah gambaran yang terjadi nantinya. Hal yang menarik lainnya adalah pemerintah pusat sudah memerhatikan kota Pontianak sebagai kota yang menarik untuk pengembangan Kulminasi, hal yang tidak didapatkan di Bontang dan beberapa daerah lainnya yang dilalui Khatulistiwa di Indonesia.

Apalagi nanginya untuk menuju Khatulistiwa akan ada kapal yang menuju kesana, sehingga kita dapat pergi ke tugu khatulistiwa dengan menggunakan kapal (saat ini aku masih belum tahu kapal apa yang dimaksud) disitu kita akan melihat keindahan panorama air dan sungai Kapuas termasuk beberapa pulau yang terletak berdekatan dengannya. Hal yang sulit kita temui andai menggunakan sepeda motor atau kendaraan darat seperti mobil, truk dan lain sebagainya.

Sebagai pengenalan sistem ini akan mulai berjalan terhitung tanggal 21 Maret 2017 pada saat acara titik kulminasi dan selanjutnya kapal ini juga akan berjalan seperti biasanya, sebagai rangkaian acara #semarakpesonakulminasimatahariditugukhatulistiwapontianak. Lantas ada apa di Tugu Khatulistiwa, apakah acara yang semarak ini hanya berlaku pada saat titik kulminasi yang akan dilaksanakan sebentar lagi ? jawabannya tidak, sebab mulai tahun ini Tugu Khatulistiwa akan dijadikan sebagai pusat kreatifitas pelaku seni dengan menggandeng Bekraf dan Pontianak Creative Association serta Rumaktif.

Sehingga kedepannya Pontianak akan memiliki dua objek rekreasi terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *