Kisah Inspiratif : Memiliki anak janganlah dipaksakan

Suamiku dan aku pernah berbicara tentang memiliki bayi beberapa tahun yang
lalu, Sudah beberapa malam aku tidak memperdulikan kehamilanku  (Bukan tidak memperdulikan tapi aku lebih
baik tak ingin membicarakannya). Aku memiliki pengalaman yang buruk dengan bayi

Beberapa tahun sebelumnya, setelah
kematian didalam keluarga, kami memiliki rencana untuk menunda, kami berhenti
membicarakan tentang hal itu.

Baru-baru ini, aku mendaftaran diri
sebagai seorang wakil anak dan akan melakukan adopsi di bulan berikutnya. Kami
bercanda kepada orang-orang bahwa  “itu seharusnya
bukan kami!” dan mereka memberikan selamat kepada kami.

Satu hal yang harus di pikirkan
sebelum menjadi seorang wakil adalah kalian harus benar-benar yakin bahwa
kalian sudah melakukan yang benar dan menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak
kalian, Bahkan saat kami mengisi formulir, sebenarnya kami 100 % belum yakinl.

Aku memiliki dua orang anak dari
pernikahan sebelumnya,Suamiku adalah ayah tiri yang luar biasa, namun
anak-anakku kurang bahagia dengan suami keduaku mereka sangat frustasi
berkali-kali.

Minggu lalu dia tidak bekerja, jadi
dia dapat melihat anak-anak sehingga aku tak perlu merawat mereka, saat aku
pulang kerumah dan aku melihatnya memasak untuk makan siang, dia benar-benar
capek.

“Aku tak ingin anak lagi” kami
tertawa dan aku mengatakan “Ok” dia mengatakan bahwa anak-anak itu natural,
egois dan dia tak ingin membesarkannya. Aku memeluknya dan kukatakan tka
masalah, kami punya dua orang anak meskipun itu bukan darah dagingnya, namun
dia sayang dengan mereka.

Kebenarannya adalah kami memiliki
berbeda pandangan dan akhirnya dia membuat pilihan “Jangan ada anak lagi”,
membuat kami lega

Jika suatu keputusan berasal dari
pilihan reproduksi yang dipaksakan,  kalian
akan mengubah pikiran kalian, kalian mungkin “membiarkan sesuatu mengalir” atau
“kecewa” kalian mungkin suatu saat akan mengubah jalan fikiran kalian. Itu saja

Memiliki anak sangat melelahkan,
membuthkan tenaga ekstra, namun  itu
bukanlah suatu keputusan

Jika kalian dan pasangan kalian
tidak setuju, bicarakanlah, pergilah ke konselor, jika memiliki anak adalah
keputusan mutlak, kalian akan merasakan kekecewaan, pilihan lainnya adalah
bicarakan dengan pasangan kalian

Dan didalam sebuah kasus, kalian
mungkin merasakan kecurangan “Dia ingin anak !” Namun sekarang mereka berubah
pikiran, kalian akan kecewa, namun tidak ada pemaksaan pada suatu waktu.

Biasa tujuan orang ingin menikah adalah
memiliki anak sangat sederhana sekali, namun pda kenyataanya tidak sesederhana
itu, anak bukan segalanya, suatu rencana seharusnya jangan di campur adukkan.

Bibi dan pamanku tidak pernah punya
anak namun mereka sering pergi dengan kapal feri setiap tahun, berliburan ke
negara lain setiap tahun, dan mereka berhenti sebelum usia 60 tahun,  jadi siapa yang bilang memiliki anak adalah
pilihan utama.

Aku punya teman yang memiliki tiga
orang anak dia pengangguran dan sangat miskin, jadi siapa yang bilang punya
anak itu tujuan akhir ?

Hanya karena aku memiliki dua orang
anak sebelum menikah dengan suami keduaku, aku merasa bahagia dengannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *